Minggu, 21 Juni 2015

Pembelajaran Materi Menghitung PPh dan PBB

A.  Indikator Pembelajaran :
·         Menghitung besarnya Pajak Penghasilan (PPh)
·         Menghitung besarnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
B.  Hal-hal yang perlu dipersiapkan
·         Soal-soal dan jawaban tentang perhitungan Pajak Penghasilan (minimal 5 jenis soal berbeda)
·         Soal-soal dan jawaban tentang perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (minimal 5 jenis soal berbeda)
·         Karton yang berisi tentang langkah-langkah menghitung PPh (dibuat dengan soal yang berbeda dengan soal yang terdapat dalam kartu soal)
·         Karton yang berisi tentang langkah-langkah menghitung Pajak Bumi dan Bangunan dibuat dengan soal yang berbeda dengan soal yang terdapat dalam kartu soal)
C.  Penyusunan Media
·         Ketik/tulislah soal-soal dan jawaban tersebut pada karton/kertas dengan ukuran 3cmx4cm. Disarankan anda mengetiknya kemudian diprint. Harap dipisahkan antara kartu soal dengan kartu jawaban.
·         Buatlah charta pembelajaran berupa langkah-langkah menghitung PPh (dibuat dengan soal yang berbeda dengan soal yang terdapat dalam kartu soal)
·         Buatlah charta pembelajaran berupa langkah-langkah menghitung Pajak Bumi dan Bangunan (dibuat dengan soal yang berbeda dengan soal yang terdapat dalam kartu soal)
D.  Langkah-langkah Pembelajaran
Membagi siswa secara berkelompok. Namun agar hasilnya lebih maksimal, sebaiknya siswa dibiarkan berpasangan dengan teman sebangku. Guru dapat melakukan perubahan pasangan teman sebangku dengan melihat kemampuan siswa. Diusahakan siswa yang memiliki kemampuan pemahaman yang baik dipasangkan dengan siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menjadikan rekan belajarnya sebagai salah satu sumber belajar (learning with friends)
Langkah-langkahnya :
1.     Siswa dibagi secara berpasangan kemudian guru membagikan kartu soal kepada setiap siswa dimana setiap siswa mendapat sebuah kartu soal yang berisi dua jenis soal (soal tentang menghitung PPh dan PBB). Diusahakan agar tidak ada siswa yang mendapatkan soal yang sama dengan pasangannya.
2.    Guru menampilkan charta/karton yang disediakan tentang langkah-langkah menghitung besarnya Pajak Penghasilan.
3.    Guru meminta siswa untuk melihat adanya perbedaan soal yang terdapat pada kartu soal dengan yang terpajang di karton maupun dengan teman sebangkunya. Guru kemudian mengajak siswa secara bertahap untuk menyelesaikan soal tersebut bersama-sama. Oleh karena itu siswa diminta untuk mempersiapkan lembar untuk mulai mengerjakan soal bersama-sama (dalam hal ini guru dapat mempersiapkan LKS untuk semakin mempermudah siswa)
4.    Guru secara bertahap (step by step) mendemonstrasikan langkah pembelajaran yang terdapat pada karton, pada saat yang sama siswa memperhatikan demonstrasi guru kemudian mengerjakan soal secara bertahap.
5.    Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan :
·         Diharapkan agar guru dapat memperhatikan proses pendemonstrasian cara menghitung Pajak Penghasilan sejalan/seiring dengan pengerjaan siswa pada soal yang terdapat dalam kartu soal.
·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Misalnya pada langkah perhitungan tertentu ada siswa yang belum memahami, maka guru bertanggungjawab untuk membimbing siswa tersebut atau meminta teman sebangkunya untuk membantu. Jika masalah tersebut telah diselesaikan, barulah guru dapat melanjutkan ke langkah perhitungan selanjutnya.
6.    Jika sudah selesai guru meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaannya kemudian, hasil pekerjaan siswa dibagikan secara acak untuk diperiksa.
7.    Guru membagikan kartu jawaban kepada setiap siswa, dan kemudian siswa mengoreksi sendiri kesalahan dari teman-temannya.
Lakukan hal-hal yang sama sesuai dengan pembahasan sebelumnya untuk materi perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan
E.  Produk
Di akhir pembelajaran guru dapat meminta siswa secara berkelompok untuk membuat charta perhitungan Pajak Penghasilan serta Pajak Bumi dan Bangunan. Hasil pekerjaan yang terbaik akan ditempel di pojok kelas sebagai salah satu sumber belajar.

model-pembelajaran-demonstrasi

model-pembelajaran-direct-instruction


Semoga bermanfaat…

Mari Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia

Jumat, 05 Juni 2015

Pembelajaran Materi Konsep Ilmu Ekonomi

A.  Indikator Pembelajaran : menjelaskan pengertian ilmu ekonomi
B.  Hal-hal yang perlu dipersiapkan
·         Daftar pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli yang telah di print. kemudian digunting bagian per bagian untuk memisahkan nama para ahli dan pengertian ilmu ekonomi.
Untuk pengertian Ilmu Ekonomi, Anda dapat menemukannya disini.
·         Amplop
·         Karton
C.  Penyusunan Media
·         Tuliskan nama para ahli tersebut pada karton atau di print pada kertas kemudian ditempelkan pada karton.
·         Tuliskan pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli pada karton atau diprint pada kertas, kemudian ditempelkan pada karton.
·         Acaklah kartu yang berisi nama para ahli ekonomi dan pengertian ilmu ekonomi dan kemudian diisi ke dalam amplop.
D.  Langkah-langkah Pembelajaran
Melalui penggunaan media pembelajaran kartu yang bertuliskan nama-nama ahli ekonomi dan kartu yang berisi pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni :
1.  Melaksanakan pembelajaran model menjodohkan dengan menggunakan media karton
·         Membagi siswa ke dalam kelompok yang disesuaikan dengan jumlah amplop
·         Siswa secara berkelompok berusaha mencocokkan nama ahli ekonomi dengan pengertian ilmu ekonomi secara tepat dengan memanfaatkan sumber belajar seperti buku-buku pelajaran, jaringan internet, maupun teman-teman sebaya.
·         Siswa menuliskan pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli yang telah ditemukan ke dalam LKS yang telh disediakan atau di buku catatan siswa.
·         Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli yang telah ditemukan oleh siswa, siswa kemudian merumuskan sendiri pengertian ilmu ekonomi.
2.  Melaksanakan pembelajaran model menjodohkan tanpa menggunakan media karton
Apabila Bapak/Ibu guru mengalami keterbatasan waktu dalam menyusun media karton, maka Bapak/Ibu guru dapat langsung membuat daftar nama para ahli beserta pengertian ilmu ekonomi dalam sebuah tabel acak, seperti contoh berikut ini:
Kemudian kertas yang berisi tabel nama ahli ekonomi beserta pengertiannya yang telah diacak tersebut dibagikan kepada siswa secara individu maupun kelompok kemudian dibagikan kepada siswa untuk dikerjakan.
Secara mendetail, langkah-langkah pembelajarannya dapat diuraikan sebagai berikut :
·         Membagi siswa ke dalam kelompok yang disesuaikan dengan jumlah kerta kertas yang berisi tabel nama ahli ekonomi beserta pengertiannya yang telah diacak. Jika jumlahnya memungkinkan dapat dibagikan kepada siswa secara berpasangan.
·         Siswa secara berkelompok/berpasangan berusaha mencocokkan nama ahli ekonomi dengan pengertian ilmu ekonomi secara tepat dengan memanfaatkan sumber belajar seperti buku-buku pelajaran, jaringan internet, maupun teman-teman sebaya.
·         Siswa menuliskan pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli yang telah ditemukan ke dalam LKS yang telah disediakan atau di buku catatan siswa.
·         Berdasarkan pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli yang telah ditemukan oleh siswa, guru kemudian membimbing merumuskan sendiri pengertian ilmu ekonomi.
·         Guru meminta beberapa siswa untuk mempersentasikan hasil kerja didepan kelas.

Nama ahli

Pendapat ahli tentang pengertian ilmu ekonomi
Paul Anthony Samuelson

ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. (Economics is the study the use of scarce resources to satisfy unlimited human wants)
Robert B. Ekelund Jr. dan Robert D. Tollison

ilmu ekonomi adalah studi tentang cara masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang langka (Economics is the study of how society manages its scarces resources)
Richard G. Lipsey

ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan masyarakat yang mempunyai keinginan yang tidak terbatas memilih untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas demi memenuhi keinginan mereka (Economics is the study of how individual and societies, experiencing virtually limitless wants, choose to allocate scarce resources to best satisfy their wants)
N. Gregory Mankiw

suatu studi tentang cara orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini atau di masa datang, kepada berbagai orang atau kelompok dalam masyarakat. (Economics is the study of how people and society end up choosing, with or without the use of money, to employ scarce productive resources that could have alternative uses to produce various commodities over time and distributing them for consumption now, or in the future, among various person or group in society)

E.  Produk :
Di akhir kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu Guru dapat menugaskan siswa secara berkelompok untuk membuat sebuah  peta konsep yang menjelaskan pengertian ilmu Ekonomi menurut para ahli.

Demikian pembahasan saya pada posting tentang media pembelajaran untuk materi Konsep Ilmu Ekonomi. Informasi media pembelajaran yang saya sampaikan pada posting ini mungkin bukanlah media pembelajaran terbaik, namun dapat digunakan oleh Bapak/Ibu Guru sebagai pembanding dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Mengingat dalam pemilihan media pembelajaran situasi dan kondisi siswa juga menjadi syarat dalam menentukan jenis media yang akan digunakan.

Essensi Perencanaan Pembelajaran Untuk Mata Pelajaran Ekonomi

PROLOG
Mempelajari Ilmu Ekonomi sebagai disiplin ilmu tidak hanya berkaitan dengan konsep-konsep, teori-teori, hukum dan perhitungan ekonomis. Menurut Abdullah (1992:7) sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia, artinya juga mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat. Perlu diketahui, bahwa mengkaji peristiwa-peristiwa ekonomi, tujuannya adalah berusaha untuk mengerti hakikat dari peristiwa-peristiwa tersebut yang selanjutnya untuk dipahaminya. Jadi dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk: (1) mencari pengertian tentang hubungan peristiwa-peristiwa ekonomi, baik yang berupa hubungan kausal maupun fungsional. (2) untuk dapat menguasai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.
Berdasarkan pernyataan Abdullah tersebut, apabila dikaitkan dengan pembelajaran Ekonomi di sekolah, maka seorang guru mata pelajaran Ekonomi ketika mempersiapkan materi pembelajaran yang akan diajar haruslah di sesuaikan dengan masalah-masalah ekonomi aktual yang sedang terjadi di masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar ketika siswa mempelajari mata pelajaran Ekonomi, siswa dapat memahami masalah-masalah Ekonomi yang ditemukannya secara langsung pada masyarakat maupun yang diketahuinya melalui media massa (koran, situs berita online, majalah, dsb).
Misalnya :
·        Jika mempelajari materi tentang tugas dan fungsi Bank Indonesia, seorang guru harus melihat perkembangan perbankkan nasional, dimana saat ini telah terjadi pengalihan tugas pengawasan Bank Umum dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
·        Ataukah ketika mempelajari masalah kelangkaan, dikaitkaan dengan masalah terjadinya kelankaan BBM di beberapa wilayah di Indonesia.
·        Terjadinya masalah inflasi, guru dapat melihat fenomena-fenomena kenaikan harga barang yang terjadi baik di pasar local maupun nasional
Masih banyak lagi materi pembelajaran ekonomi yang dipelajari oleh siswa telah terjadi melalui berbagai kejadian/peristiwa ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Hakekat Perencanaan Pembelajaran
Tulisan ini merupakan hasil refleksi dan pengamatan saya tentang fenomena penyiapan perangkat pembelajaran (khususnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang pada umumnya selalu dipersiapkan oleh guru mata pelajaran untuk satu semester di awal tahun pelajaran dimulai. Pada pembahasan ini, saya mencoba untuk berfokus pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Secara administrasi, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat pada awal tahun ajaran memiliki dampak postitif yakni guru memiliki kesiapan perangkat pembelajaran yang di awal tahun pembelajaran. Namun disisi lain, terutama berkaitan dengan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), saya lebih setuju jika Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun paling kurang tiga hari sebelum kegiatan pembelajaran. Alasan yang saya kemukakan adalah lebih berkaitan dengan relevansi latar belakang saya selaku Guru Mata Pelajaran Ekonomi yang merupakan Ilmu Sosial.
yang pada umumnya diselesaik
Perencanaan pembelajaran yang saya maksudkan dalam pembahasan ini adalah perencanaan
PENTINGNYA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan kelengkapan perangkat pembelajaran mulai dari Program Tahunan, Program Semester, Perhitungan Minggu Efektif, Silabus, RPP dan Penilaian. Item-item ini merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran namun perencanaan pembelajaran yang sejatinya saya maksudkan disini adalah lebih dari sekedar kelengkapan administrasi pembelajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perencanaan pembelajaran yang saya maksudkan memiliki konsep yang lebih luas dan lebih mendetail. Sekalipun didalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah terdapat langkah-langkah pembelajaran, namun sejauh mana langkah-langkah pembelajaran itu dapat dilaksanakan secara baik sesuai dengan apa yang tertulis membutuhkan sebuah perencanaan pembelajaran yang matang.
Mengapa perencanaan pembelajaran secara tertulis melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menjadi penting untuk dilaksanakan?
1.    Perencanaan pembelajaran memberikan arah untuk pengenalan materi pembelajaran yang akan dipelajari pada hari tersebut (Planning to introducing the  subject).
Perencanaan pembelajaran berbeda dengan perangkat pembelajaran, sekalipun didalam perangkat pembelajaran terdapat perencanaan pembelajaran. Namun perencanaan pembelajaran menyangkut hal-hal yang lebih mendetail. Perencanaan pembelajaran adalah sebuah coretan-coretan kecil dari seorang guru tentang hal-hal apa saja yang ingin disampaikan hari ini. Mulai dari contoh-contoh sampai pada keluasaan materi pembelajaran.
Misalnya : Besok saya akan mengajar materi Kebutuhan, maka perencanaan sederhana yang dapat saya buat adalah :
·        meminta siswa menuliskan barang/jasa yang menjadi kebutuhannya sejak bangun pagi hingga tidur kembali pada malam hari.
·        Meminta siswa mengklasifikasi kebutuhan yang telah ditulis ke dalam jenis-jenis kebutuhan.
2.   Perencanaan pembelajaran yang baik memungkinkan anda fokus pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada hari tersebut.
3.   Perencanaan pembelajaran yang baik akan memiliki dampak jangka panjang berkaitan dengan keterkaitan materi pembelajaran hari ini dengan materi pembelajaran yang akan datang
4.   Perencanaan pembelajaran yang baik akan mampu mengantarkan pemikiran dan pemahaman siswa dalam mengaitkan pembelajaran ekonomi dengan peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.
Masih banyak lagi dampak positif menggunakan sebuah perencanaan pembelajaran yang dapat dikecapi oleh seorang guru melalui perencanaan pembelajaran yang mungin belum sempat tertulis dalam artikel ini namun akan dirasakan sendiri oleh Bapak/Ibu Guru…

Semoga bermanfaat…

Sabtu, 16 Mei 2015

Memahami Konsep Hukum Permintaan dan Penawaran

hukum permintaan dan hukum penawaran
Bagi kita yang telah mempelajari Ilmu Ekonomi, ketika berbicara tentang hukum permintaan dan penawaran bukanlah hal yang baru. Bahkan mereka yang berasal dari kalangan awam juga dengan mudah menyebutkan bunyi dari hukum permintaan dan penawaran.
Artikel saya pada kesempatan kali ini mencoba untuk memperjelas tentang konsep hukum permintaan dan penawaran. Hal ini menurut saya perlu dijelaskan mengingat bahwa sebenarnya telah terjadi kesalahpahaman konsep dalam menyebutkan maupun menulis bunyi hukum permintaan dan penawaran.
Hampir setiap pelajar maupun kalangan-kalangan tertentu yang menyebutkan bunyi hukum permintaan dan penawaran dengan cara sebagai berikut :
Hukum permintaan : jika harga naik, jumlah permintaan menurun, sebaliknya jika harga menurun jumlah permintaan meningkat.
Hukum penawaran : jika harga naik, jumlah penawaran meningkat, dan jika harga menurun, jumlah penawaran menurun
Penyebutan bunyi hukum permintaan dan penawaran dengan cara seperti di atas merupakan sebuah kesalahan fatal atau kesalapahaman konsep yang perlu diluruskan.
Agar dapat memahami konsep ini dengan baik maka saya batasi dulu pembahasan awal pada hukum permintaan.
Ketika membahas tentang konsep permintaan secara lebih mendalam tentunya kita akan menemukan banyak faktor yang memengaruhi permintaan. Agar memudahkan dalam memahami konsep permintaan perlu dilakukan pemisahan-pemisahan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut dengan mengisolasi satu faktor tunggal yang disebut ceteris paribus atau hal-hal lain dianggap tetap sama/tidak berubah (Case & Fair dalam Prinsip-Prinsip Ekonomi, 2006:14).
Dalam kaitannya dengan konsep hukum permintaan, maka faktor tunggal yang diperhatikkan adalah harga barang tersebut. Harga barang menjadi faktor tunggal dalam hukum permintaan karena orang umumnya tidak suka membeli sesuatu yang harganya berubah menjadi mahal. Tetapi sebaliknya, bila harga suatu barang atau jasa turun maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut cenderung akan meningkat, karena orang lebih suka membeli sesuatu dengan harga yang lebih murah.
Sehingga ketika berbicara tentang hukum permintaan artinya kita melihat bagaimana hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah permintaan masyarakat dengan mengabaikan factor-faktor lain yang mempengaruhi perubahan permintaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa hukum permintaan hanya berlaku dalam keadaan factor-faktor lain dianggap tetap/tidak berubah (ceteris paribus). Artinya bahwa apabila salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga barang itu sendiri yakni : pendapatan dan kekayaan rumah tangga, harga dan barang jasa lain, selera dan preferensi serta ekspektasi (harapan) mengalami perubahan maka hukum permintaan tidak akan berlaku.
Kembali pada dasar awal pembahasan saya tentang cara menyebutkan atau menuliskan hukum permintaan yang tepat dan benar adalah sebagai berikut :
Bila harga suatu barang atau jasa naik maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun. Dan bila harga suatu barang atau jasa turun maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan naik; dengan syarat  ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tidak berubah atau konstan atau tetap)
Atau
Bila harga suatu barang atau jasa naik maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun. Dan bila harga suatu barang atau jasa turun maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan naik, ceteris paribus

Hal ini juga berlaku untuk penyebutan dan penulisan hukum penawaran. Hukum penawaran hanya berlaku dalam keadaan ceteris paribus. Artinya perubahan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain harga barang tersebut yakni biaya produksi, tingkat teknologi, jumlah produsen, jenis barang, dan kebutuhan akan uang akan menyebabkan tidak berlakunya hukum penawaran.
Sehingga cara penulisan hukum penawaran yang tepat adalah :
Bila harga naik maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan akan naik, dan bila harga turun maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan ikut turun, dengansyarat ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tidak berubah/tetap/konstan)
Atau
Bila harga naik maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan akan naik, dan bila harga turun maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan ikut turun, ceteris paribus
Semoga melalui pembahasan ini, kita dapat lebih memahami secara seksama tentang hukum permintaan dan penawaran.
Semoga bermanfaat.
Sumber referensi :
·        BSE Ekonomi SMA Kelas X. Chumidatus Saddyah
·        Prinsip-Prinsip Ekonomi. Karel E. Case & Ray C Fair. Edisi VIII. 2006. Penerbit Erlangga

Format RPP Kurikulum 2013 Berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah

Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan salah satu unsur penting dalam pembelajaran yang wajib disusun oleh setiap guru mata pelajaran. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 saat ini telah ada perubahan format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui Permendikbud No. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah yang merupakan perubahan terhadap format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sebelumnya disusun berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Perbedaan format RPP Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dan Permendikbud No.81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum melalui gambar berikut ini : 
RPP Permendikbud No. 103 Tahun 2014

Adapun perbedaan antara format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dan Permendikbud No.81A Tahun 2013 dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut : 
RPP Permendikbud No. 103 Tahun 2014

RPP Permendikbud No. 103 Tahun 2014
Secara lebih jelas anda dapat melihat perbandingannya melalui gambar berikut:
RPP Kurikulum 2013

Menurut analisis saya, adanya perubahan format RPP untuk Kurikulum 2013 ini memiliki dampak positif maupun negatif.
Dampak positifnya :
1.    Adanya  keleluasan bagi guru mata pelajaran dalam hal penggunaan strategi dan teknik pembelajaran pada kegiatan pembelajaran, yang sebelumnya terpaku pada 5 langkah pendekatan saintifik (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi/mencoba, Mengasosiasi dan Mengkomunikasikan)
2.    Pengembangan indikator KD pada KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan format sebelumnya yang mensyaratkan bahwa KD dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Hal ini tentunya menyulitkan guru mata pelajaran untuk menyusun kisi-kisi penilaian. Alhasil, banyak ditemukan format penilaian yang sama pada setiap guru mata pelajaran untuk KD pada KI-1 dan KI-2, padahal setiap mata pelajaran memiliki karakteristik penilaian sikap yang berbeda-beda.
Melalui perubahan format RPP Kurikulum 2013 dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 ini, diharapkan pengembangan indicator untuk KD pada KI-1 dan KI-2 menjadi lebih sahih sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Dampak negatif :
   1.    Biaya, waktu dan tenaga
Adanya perbahan format RPP Kurikulum 2013 ini mengakibatkan guru mata pelajaran harus kembali menyusun ulang RPP. Dampaknya, perlu adanya lagi biaya untuk pencetakkan RPP, selain itu juga waktu dan tenaga. Mengingat para guru mata pelajaran harus melakukan MGMP yang bisa memakan waktu beberapa hari.
   2.    Efisiensi
Perubahan format RPP Kurikulum 2013, terutama pada aspek penilaian mengakibatkan penilaian RPP menjadi semakin tidak efisien. Penekanan pada penilaian yang autentik dan holistik sedikit menyulitkan guru. Bahkan setiap siswa memiliki rubrik penilaian tersendiri. Bayangkan jika sebuah sekolah yang memiliki 45 siswa pada satu rombongan belajar? Mungkinkah ini dapat dilakukan dengan baik atau hanya sekedar formalitas? Salah satu cara yang menurut hemat saya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah diperlukannya seorang assisten ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran. Assisten inilah yang melakukan penilaian terhadap siswa, sehingga guru tidak perlu menyibukkan diri dengan rubric-rubrik penilaian. Hasilnya juga mungkin lebih efisien dan efektif.
Namun apapun keputusan yang dibuat oleh Pemerintah, semuanya memiliki tujuan yang baik demi menghasilkan generasi muda bangsa yang tidak hanya memiliki kemampuan inteletual tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, sebagai seorang guru, marilah kita menanggapi ini sebagai tantangan untuk memajukan pendidikan di negeri ini…
Salam Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.